Senin, 24 Juni 2013

Makalah Komunikasi Politik

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Media dalam sebuah komunikasi politik mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan sebagai publisitas politik terhadap masyarakat luas.Tentunya dengan tujuan khalayak mengetahui agenda politik setelah itu simpati dan menjatuhkan pilihannya kepada partai tersebut. Siapapun komunikator atau aktivis politik akan berusaha untuk menguasai media. Tak heran, barang siapa yang telah menguasai media, maka dia hampir memenangi pertarungan politik.Semenjak kemajuan teknologi dan informasi yang revolusioner, media cetak maupun elektronik mengantarkan informasi kepada khalayak sangat efektif. Pemanfaatan media untuk mendongkrak popularitas sebenarnya telah mulai marak dan bebas sejak Pemilu 1999 dan semakin menguat di Pemilu 2004 hingga Pemilu 2009. Segala kegiatan yang ada nuansa politik diangkat media bertujuan tak hanya sebagai sarana publisitas namun juga mempengaruhi khalayak untuk memilihnya.
Oleh sementara pihak media, media massa sering disebut sebagai the fouth estate dalam kehidupan sosial ekonomi. Hal ini terutama disebabkan oleh peran suatu persepsi tentang peran yang dapat dimainkan oleh media massa dalam kaitannya dengan pengembangan kehidupan sosial ekonomi dan poitik masyarakat. Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian atau gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik. Antara lain karena itu, media massa juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan atas suatu idea atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang ia representasikan untuk diletakkan dalam kontek kehidupan yang lebih empiris.
1.2  Tujuan Penulisan
Dengan adanya penulisan makalah ini diharapkan akan menambah wawasan mahasiswa mengenai Media Komunikasi dan Pemanfaatan Media dalam Komunikasi Politik.
1.3  Manfaat Penulisan
·         Untuk memenuhi tugas komunikasi politik.
·         Mengetahui saluran - saluran yang digunakan dalam komunikasi politik.
·         Memahami manfaat dari saluran komunikasi politik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Saluran Komunikasi Politik
Saluran komunikasi politik adalah alat serta sarana yang memudahkan penyampaian pesan. Pesan di sini bisa dalam bentuk lambang-lambang pembicaraan seperti kata, gambar, maupun tindakan.Atau bisa pula dengan melakukan kombinasi lambang hingga menghasilkan cerita, foto (still picture atau motion picture), juga pementasan drama. Alat yang dimaksud di sini tidak hanya berbicara sebatas pada media mekanis, teknik, dan sarana untuk saling bertukar lambang, namun manusia pun sesungguhnya bisa dijadikan sebagai saluran komunikasi. Jadi, lebih tepatnya saluran komunikasi itu adalah pengertian bersama tentang siapa dapat berbicara kepada siapa, mengenai apa, dalam keadaan bagaimana, sejauh mana dapat dipercaya. Komunikator politik, siapapun ia dan apapun jabatannya, menjalani proses komunikasinya dengan mengalirkan pesan dari struktur formal dan non-formal menuju sasaran (komunikan) yang berada dalam berbagai lapisan masyarakat.
Dengan hadirnya media massa sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan terutama mengenai politik akan mempermudahkan kepada setiap komunikator politik dalam menyampaikan dan memperkenalkan siapa dirinya kepada  khalayak.
Begitu berkuasanya media dalam mempengaruhhi pikiran, peranan, dan perilaku penduduk, sehingga Kevin Philips dalam buku responsibility in mass Communication mengtakan, bahwa era sekarang lebih merupakan mediacracy, yakni peemerintahan media, daripada demokrasi pemerintahan rakyat.
Selain hal tersebut manusia merupakan sarana bagi saluran komunikasi yang paling utama. Meskipun terdapat berbagai macam perbedaan pola komunikasi politik yang berlaku dalam sistem politik, namun saluran komunikasi politiknya pada umumnya adalah sama. Lebih tepatnya, saluran komunikasi politik dapat diambil pengertian bersama tentang siapa berbicara kepada siapa, mengenai apa, dalam keadaan bagaimana dan sejauh mana dapat dipercaya.
Sebagaimana yang diketahui bahwasanya saluran komunikasi politik memiliki banyak saluran dan yang paling sering digunakan adalah melalui saluran media massa. Namun, tidak hanya media massa yang menjadi saluran informasi politik. Komunikasi politik pun dapat terjadi melalui kelompok-kelompok kepentingan maupun partai-partai politik.
Dalam hal ini, kelompok-kelompok kepentingan dan partai-partai politik berperan sebagai saluran yang memungkinkan terjadinya kontak-kontak antara pejabat-pejabat politik dan pejabat-pejabat administrasi serta dengan rakyat banyak. Kontak-kontak yang sering terjadi membuat hubungan mereka menjadi lebih akrab satu sama lain. Dengan demikian bisa terbina komunikasi politik vertikal dan horizontal secara baiuk. Dibandingkan dengan media massa sebagai saluran komunikasi lebih khusus. Namun harus diakui bahwa organisasi-organisasi semacam ini lebih sering terlibat dalam proses komunikasi politik, baik yang bersifat vertikal maupun bersifat horizontal.
Dalam era global, internet merupakan salah satu saluran informasi politik yang bisa diandalkan, terutama oleh para politisi serta pengamat politik. 

2.2  Saluran Komunikasi Massa
Komunikasi massa atau mass communication ialah komunikasi melalui media massa modern, meliputi surat kabar, majalah, siaran radio, dan televisi. Media massa menyampaikan informasi, gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak dengan menggunakan media. Menurut Bitner (1980) definisi komunikasi massa adalah mass communication is massage communicated throgh a mass medium to large member of people.
Dari pengertian komunikasi tersebut dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan pada sejumlah besar khalayak yang heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik secara serentak, terbuka, dan sekilas.
Aktivitas dalam komunikasi massa merupakan aktivitas sosial yang berlaku pada kehidupan masyarakat secara umum. Salah satu aktivitas pokok dalam komunikasi massa adalah sebagai transmisi warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya. Menurut Susanto (1974), transmisi warisan sosial berfokus pada pengetahuan, nilai nilai dan norma-norma sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya atau dari anggota-anggota suatu kelompok kepada anggota kelompok yang baru atau pendatang baru. Salah satu bentuk dari aktivitas transmisi warisan sosial, yaitu proses penerusan nilai-nilai dan norma-norma politik yang berlaku dari satu generasi ke generasi lain. Dalam proses penyebaran dan penerusan nilai-nilai dan perilaku politik itu media massa memegang peranan yang sangat penting.
Dalam proses aktivitas komunikasi massa, media massa dapat menyebarkan informasi, pengetahuan, bahkan dapat membentuk opini publik keadaan tersebut akan dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku politik pada masayarakat. Dengan demikian komunikasi massa atau media massa memiliki andil yang cukup signifikan terhadap sikap dan tingkah laku berpolitik suatu masyarakat.
Berkaitan dengan pandangan mengenai media massa sebagai sumber pengaruh politik, Astrid (1981:1) menyatakan, semua media yang dimilki swasta ataupun pemerintah sebenarnya merupakan aparatur ideologi. Media massa, terutama pers karena kemampuanya untuk menyebarluaskan pendapat, dinilai sebagai sumber kekuasaan. Dengan sendirinya, semua alat komunikasi baik yang dimiliki negara maupun tidak akan berusaha mengemukakan yang terbaik menurutnya.
Komunikasi massa termasuk dalam kegiatan media massa dalam melakukan beberapa hal membantu menyusun agenda pokok masalah untuk perdebatan publik, menetapkan konteks untuk penilaian rakyat tentang kejadian, mengubah kejadian menjadi peristiwa, mempengaruhi pengharapan rakyat tentang bagaimana akhirnya peristiwa itu, dan dengan berbagai cara melukiskan citra tentang pemimpin politik.
Meskipun berbagai studi tidak sepakat tentang bagaimana eratnya asosiasi antara penggunaan media massa dan tingkat pengetahuan politik, yang menjadi konsensus ialah bahwa terpaan televisi dan surat kabar mempunyai hubungan yang positif dengan jumlah informasi tentang politik yang dimiliki oleh kaum mudah.
Dengan kemampuan media massa membentuk pendapat umum, aktivitas para pemimpin negara, politisi dan para pengambil kebijakan publik tidak dapat dipisahkan dengan peran media. Di satu sisi media dapat menyebarluaskan informasi dan ide-ide baru kepada pengambil keputusan, sebaliknya pejabat pemerintah, politisi dan usahawan menjadikan media sebagai saluran untuk memperkenalkan gagasan-gagasan mereka kepada anggota masyarakat. Begitu besarnya pengaruh media massa dalam pembentukan pendapat umum sehingga 9 dari 10 orang amerika percaya bahwa media memiliki pengaruh yang tinggi dalam pembentukan pendapat publik.
Media massa memiliki posisi yang sangat startegis baik sebagai alat komunikasi juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk menumbuhkan citra. Komunikasi politik modern dapat disebut antara lain komunikasi yang dilakukan melalui internet, media massa dan ataupun media-media baru yang di dalamnya terdapat beragam kepentingan-kepentingan yang disalurkan dengan menggunakan media tersebut. Media komunikasi massa menekankan adanya komunikasi satu kepada banyak, bisa dengan melalui komunikas tatap muka langsung komunikator dengan khalayak ramai atau lain sebagainya. Seperti contoh komunikasi massa ketika adanya pidato presiden yang disiarkan melalui televisi, ataupun kegiatan-kegiatan semacam konferensi pers. Dan pada Pemilu 2004, tentang iklan politik TV yang dibuat oleh parpol-parpol peserta Pemilu 2004 umumnya seragam, berisi ajakan mencoblos tanda gambar parpol atau nomor serta lebih menampilkan figur atau tokoh partai. Tahun 2008 pun dalam konteks pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Barat, dominasi penampilan figur dan ajakan mencoblos nomor urut merupakan bagian content yang diutamakan oleh ketiga pasangan calon.

2.3  Saluran Komunikasi Interpersonal
     Komunikasi interpersonal merupakan bentukan hubungan satu-kepada-satu; terdiri atas saling tukar kata lisan di antara dua orang atau lebih. Saluran ini bisa berbentuk tatap muka maupun berperantara. Dalam pemiikiran komunikasi  interpersonal bagi kepentingan politik, adalah sifat dasar komunikasi seperti ini dan faktor- faktor yang membantu membentuk garis bentuk pesan yang dipertukarkan.
     Walaupun komunikasi interpersonal terdapat kelemahan, seperti jangkauan sasaran (komunikan) terlalu luas atau karena dibatasi geo nature (letak geografis) yang sulit dijangkau, namun di sisi lain memiliki nilai lebih yaitu:
Pengaruh Pribadi Dalam politik
           Kita telah mengenal varian dari komunikator politik, yakni politikus, profesional, dan aktivis. Dalam kategori aktivis kita berbicara tentang pemuka pendapat (opinion leader), yakni orang yang menaruh perhatian terhadap media massa, memilih pesan, dan menyampaikan informasi serta opini baik kepada teman, tetangga, maupun kawan bekerja dan lain-lain melalui percakapan tatap muka. Melalui pengaruh pribadi, para pemuka pendapat merupakan saluran yang menghubungkan jaringan massa dan komunikasi interpersonal.
            
           Disamping pengaruh yang diberikan oleh mereka terhadap keputusan politik melalui kontak interpersonal, para pemuka pendapat memerankan peran utama dalam penyebaran, informasi politik mencapai sebagian besar warga negara melalui aliran dua arus informasi, yaitu banyak warga Negara yang mendengar tentang suatu peristiwa tidak langsung dari media massa, tetapi dari pembicaraan dengan orang lain yang lebih tahu tentang hal itu melalui radio, televisi, atau surat kabar.
           Hubungan antara media massa dan media interpersonal dalam penyebaran informasi sukar dilihat disatu pihak. ada hipotesis bahwa semakin tinggi nilai berita suatu peristiwa, akan semakin penting komunikasi interpersonal dalam proses penyebarannya.

2.3.1 Karakteristik Komunikasi Interpersonal
1.      Koorientasi
           Penyebutan ini hanya menunjukkan bahwa orang saling bertukar pandangan tentang masalah; pertukaran itu menimbulkan serangkaian pesan dan tindakan, dan melalui urutannya para peserta serempak mengorientasi diri terhadap objek yang dibahas dan terhadap satu sama lain. Orientasi gabungan terhadap pesan dan peserta komunikasi interpersonal mengandung arti bahwa pesan yang dipertukarkan itu memiliki dimensi isi maupun dimensi hubungan. Isi pesan itu terdiri atas informasi tentang pokok masalah yang sedang dibahas. Dimensi hubungan membawa informasi tentang bagaimana pandangan para peserta dalam percakapan itu terhadap satu sama lain. Senyuman, kerutan dahi, nada suara, pertemuan pandangan, bahasa tubuh –semuanya merupakan tanda yang dibaca orang untuk mengetahui kesan apa yang dimiliki mereka tentang orang lain dalam percakapan itu.
           Bahkan diam pun bisa menjadi sebuah strategi komunikasi. Di mana mantan Presiden Megawati adalah “pelopor’-nya. Mantan Presiden Megawati yang mempelajari komunikasi presiden-presiden sebelumnya menganggap bahwa komunikasi kepresidenan Soekarno dan Abdurrahman Wahid tidak sesuai dengan iklim Indonesia yang sedang menjalani proses demokratisasi. Maka, jadilah diam itu sebagai strategi komunikasinya. Walaupun strateginya tersebut menjadikan dirinya sebagai presiden paling tidak komunikatif sepanjang sejarah kepresidenan Republik Indonesia.
           Koorientasi menunjukkan bahwa komunikasi interpersonal melibatkan percakapan tentang masalah-masalah –pajak, kebijakan energi, biaya penghidupan, dan sebagainya– dan pesan-pesan yang rawan seperti bagaimana perasaan orang terhadap satu sama lain. Setiap komunikator menunjukkan apakah ia menerima, menolak, atau begitu saja mengabaikan yang lain; lebih dari itu, seseorang menyingkapkan apakah ia menerima, menolak, atau merasa apatis terhadap keterlibatan dirinya ke dalam wacana itu.
2.      Percakapan Sebagai Permainan
           Maksud percakapan sebagai permainan di sini adalah transaksi yang di dalamnya para peserta komunikasinya Mempunyai motif yang terbuka dan tersembunyi dan dalam proses itu memperoleh imbalan atau menderita kerugian.
           Lyman dan Scott mengemukakan tipologi permainan yang sesuai untuk menjelaskan sifat-sifat yang menyerupai permainan dalam komunikasi politik interpersonal. Permainan dibedakan menurut tujuan yang dikerjar-nya. Permainan wajah, misalnya, merefleksikan upaya peserta untuk menetapkan indentifikasi masing-masing dengan cara-cara yang dihargai. Suatu permainan wajah bisa defensive; dalam permainan ini pemain berusaha melindungi suatu identitas dari ancaman.
            Beberapa hal mempengaruhi makna yang diberikan orang kepada pesan-pesan yang mengalir melalui saluran-saluran interpersonal. Tiga dari yang terpenting:
1.      Prinsip Homofili - Heterofili
Bila orang-orang yang terlibat dalam komunikasi itu sama dalam hal-hal yang penting, pendapatan, usia, status sosial, pendidikan, jenis kelamin, dsb. Maka terdapat homoofilia, tapi apabila yang teribat komunikasi terdapat ketidaksamaan maka terdapat Heterofili.
Prinsip homofili dalam komunikasi:
a.       Orang-orang yang mirip dan sesuai satu sama lain lebih sering berkomunikasi dari pada orang-orang yang tidak serupa sifat dan pandangannya.
b.      Komunikasi yang lebih efektif terjadi bila sumber dan penerima homofili;orang-orang yang mirip cenderung menemukan makna yang sama dan diakui bersama dalam pesan-pesan yang dipertukarkan oleh mereka.
Homofili dan komunikasi saling memelihara; makin banyak komunikasi diantara orang-orang, mereka makin cenderung berbagi pandangan dan melanjutkan komunikasi.
2.      Empati
      Empati adalah suatu sifat yang sangat dekat asosiasinya dengan citra seseorang tentang diri dan tentang orang lain, dan arena itu bisa dinegosiasikan melalui media interpersonal. Kemampuan memproyeksikan diri sendiri kedalam titik pandang dan empati orang lain memberikan peluang kepada komunikator untuk berhasil dalam bercakap-cakap. Dengan mengetahui bagaimana orang  lain dalam suatu situasi merasa dan berfikir, maka tidak mustahil membagi citra dan menyusun pesan yang mengenai sasarannya.
3.      Menyingkap Diri
Penyikapan diri terjadi bila seseorang memberitahukan kepada orang lain apa yang dipikirkan, dirasakan, atau yang diinginkannya, itulah cara yang paling langsung untuk memperlihatkan citra diri dan identifikasi yang dihargai. Kondisi ini terbilang cukup langka dalam arena politik. Yang terjadi justru malah sebaliknya, yakni ajang menutup diri; strategi komunikasi yang digunakan seseorang untuk mencegah diketahui oleh orang lain, adalah kekhasan komunikasi politik interpersonal.

2.3.2 Sosialisasi Isi Komunikasi Interpersonal
1.      Keluarga sebagai komunikator politik
Sosialisasi keluarga juga turut membantu proses belajar anak untuk mengidentifikasi dirinya dengan kelompok. Diantara anak- anak yang dibesarkan dalam rumah tangga kelas menengah yang kedua orang tuanya diidentifikasi dengan partai politik yang sama,kemungkinannya sangat besar bahwa anak-anak itu akan meniru pilihan partisan orang tua.
Kecuali jika politik dalam keluarga mengakibatkan pertengkaran orang tua yang sengit, dengan demikian turut mengakibatkan beberapa anak manjauh pertikaian dengan tidak mengambil pilihan partai sama sekali. Pola umumnya ialah untuk secara dini belajar tentang kesetiaan kepartaian orang tua.

2.      Kelompok Sebaya Sebagai Komunikator politik
            Kelompok sebaya juga mempengaruhi belajar politik sehingga mereka memberikan bimbingan melalui keanggotaan dalam asosiasi sukarela, perhimpunan kewarganegaraan, atau dengan rekan kerja di perusahaan, serikat buruh atau tempat kerja yang lain. Karena orang biasanya masuk dalam pandangan sendiri, maka kemungkinan asosiasi seperti itu mengubah opini politik menjadi berkurang. Meskipun tidak selalu demikian, kecenderungan yang umum ialah bahwa orang menyesuaikan kepercayaan, nilai, dan penghargaan politiknya dengan kawan sebaya untuk memelihara persahabatan yang ditunjukkan dengan menjadi kawan sebaya.
            Kontak informal dan relasi face to face merupakan sarana komunikasi yang paling umum dan paling sering terjadi dalam setiap masyarakat, meskipun peranannya lebih sebagai pembentukan opini publik (pendapat umum). Dikatakan bahwa pengaruh media massa terjadi melalui apa yang disebut opinion leadders,para pembentuk opini umum. Meskipun demikian kontak-kontak antarpribadi atau interpersonal tersebut dipengaruhi oleh media massa. Misalnya : Dialog, lobby, komprensi tingkat tinggi (KTT), dan lain-lain.

2.4  Saluran Komunikasi organisasi
       Jaringan komunikasi dari organisasi menggabungkan sifat-sifat saluran massa dan saluran interpersonal. Organisasi sosial terdiri atas sekumpulan orang yang memiliki hubungan yang relative stabil diantara perseorangan dan sub kelompok.
       Jenis-jenis organisasi sangat berbeda dalam politik baik formal maupun informal. Yang termasuk informal keluarga seseorang, kelompok sebaya, dan rekan kerja. Sedangkan kelompok yang lebih formal meliputi : partai politik, dan berbagai organisasi kepentingan khususnya seperti, serikat buruh, organisasi hak sipil, organisasi birokratik. Birokrasi bila didefenisikan adalah organisasi yang :
a.       Cukup besar sehingga kurang dari setengah anggotanya yang saling mengenal secara pribadi.
b.      Terdiri atas pekerja purna waktu (full time) yang terikat kepada dan bergantung pada organisasi itu.
c.        Mengandalkan kriteria prestasi dalam menilai pekerja, bukan sifat asli (seperti jenis kelamin atau ras) atau pilihan rakyat, untuk kedudukan autoritas.
d.      Memilki relative sedikit penilaian eksternal atas produknya yang dihasilkan secara sinambung dan dengan alat-alat yang teliti.

Dalam komunikasi organisasi terdapat dua tipe umum saluran komunikasi:
1.      Saluran lnternal
Proses komunikasi birokratik internal ini memiliki tiga aspek:
a.       Orang-orang harus memiliki informasi sebagai dasar untuk membuat keputusan.
b.      Putusan dan dasar alasannya harus disebarkan agar anggota-anggota organisasi itu melaksanakannya.
c.       Ada saluran-saluran untuk membicarakan keorganisasian, percakapan sehari-hari yang biasa dalam menjalankan pekerjaan, dan pembicaraan yang dilakukan oleh anggota- anggota dalam menjalankan pekerjaan, dan pembicaraan yang dilakukan oleh anggota- anggota dalam melaksanakan tugas setiap hari menciptakan keanggotaan yang bermakna dalam tatanan sosial yang sedang berlangsung.
            Dalam organisasi yang rumit seperti birokrasi pemerintah terdapat dorongan untuk memformalkan komunikasi. Dasar alasannya ialah bahwa pertukaran informal, pribadi, dan main coba-coba tidak dapat menyajikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan, mengakibatkan penyimpangan dan kesalahan yang serius, dan tidak memungkinkan pembebanan tanggung jawab bagi pembuatan keputusan. Untuk menjamin bahwa pesan-pesan melewati saluran yang direncanakan dan diformalkan, terdapat sarana untuk mengontrol aliran informasi. Sarana ini mencakup bentuk yang distandarkan (lembar berganda. Memuat tanda tangan yang berwenang dan dikirimkan melalui hierarki yang tepat), laporan periodic (harian, mingguan, bulanan, kuartalan), rincian format isi memorandum (angkatan darat AS misalnya, memberikan petunjuk yang dirinci tentang penyusunan paragraph, dsb) dan saringan serta izin pesan sepanjang mata rantai komando untuk menjamin bahwa tidak ada bawahan yang melangkahi atasan atau kebocoran, informasi melalui saluran resmi.


2.      Saluran Eksternal
            Organisasi berkomunikasi tidak hanya kepada anggota sendiri. Organisasi peme-rintahan seperti departemen-departemen eksekutif, jawatan-jawatan, dan komisi-komisi, melakukan komunikasi keluar karena berbagai alasan:
o   Mereka berkomunikasi dengan kongres untuk mendapat anggaran operasi yang memadai dan untuk menanggapi kekeliruan kongres mengenai kegiatan mereka.
o   Kebanyakan birokrasi pemerintah ingin mempengaruhi kebijakan.
o   Jawatan-jawatan saling berkomunikasi untuk berbagi informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan oleh satu atau lebih organisasi; Jawatan perlindungan lingkungan, jawatan riset dan pengembangan energi, dan komisi pengaturan nuklir, misalnya semuanya berurusan dengan dampak pembangunan fasilitas nuklir untuk pembangkit tenaga listrik terhadap lingkungan.
o   Semua jawatan melaksanakan program informasi publik untuk memberi informasi kepada warga negara mengenai fungsi masing-masing untuk membina dukungan publik.
o   Beberapa organisasi pemerintah menggunakan publisitas eksternal sebagai cara untuk menjalankan peraturan; komisi perdagangan fideral, misalnya melaporkan dan mempublikasikan kasus~kasus iklan yang menyesatkan untuk mendesak perusahaan~ perusahaan periklanan dan klien mereka agar mematuhi peraturan tertentu.
o   Organisasi-organisasi pemerintah melakukan komunikasi eksternal untuk keperluan internal.
o   Komunikasi eksternal suatu organisasi bisa didesak oleh kepala organisasi itu untuk mempromosikan gengsi karier politik pribadinya.

2.4.1 Sosialisasi lsi Komunikasi Organisasi
a.      Sekolah Dasar
Peran yang dimainkan oleh sekolah dalam belajar politik kita harus mengakui pentingnya keseluruhan pengalaman sekolah maupun kurikulum yang relevan dengan politik Keseluruhan pengalaman sekolah mengacu kepada terbukanya siswa terhadap terpaan iklim sosial sebaya, memberi dan menerima secara informal diantara siswa di luar ruangan kelas, dan eratnya hubungan antara gagasan yang ditemukan siswa di sekolah dan didalam keluarga.
Keseluruhan pengalaman sekolah ini terutama patut diperhatikan dalam menghargai peran sekolah dasar sebagai Komunikator politik. Baik keseluruhan pengalaman sekolah maupun kurikulum kelas-kelas pertama memberi informasi kepada anak tentang strategi bagi keikutsertaaan dalam politik dan pengaruh politik Tekanannya pada tindakan individual, bukan kolektif.
Misalnya, anak yang masuk ke sekolah dasar menaruh minat yang relative sedikit kepada pemberian suara, namun pada kelas 2 SMP, pemberian suara menjadi lambang signifikan dari kewajiban warga negara untuk ambil bagian dalam politik dan bagaimana mempengaruhi pemerintah.
b.      Sekolah Menengah
Bagi kebanyakan siswa di sekolah menengah, kurikulum kewarganegaraan bukan sumber utama sosialisasi politik. Akan tetapi, konsekwensi kurikulum belajar politik berbeda menurut kelas social siswa. Ketika para siswa kelas menengah dan kelas tinggi masuksekolah menengah, banyak kaum muda Amerika yang telah merumuskan pandangan tentang bagaimana partisipasi dalam politik bisa menyambung bagi kehidupan; pengajaran formal relative hanya sedikit menambah atau mengurangi kepercayaan, nilai, dan pengharapan ini.
 Akan tetapi, anak-anak yang masuk sekolah menengah dari keluarga kelas menengah dan kelas pekerja, membawa minat terhadap politik, informasi tentang politik, dan keterlibatan dalam politik yang terbatas dari latar belakang keluarga dan sekolah dasar mereka.
c.       Komunikasi Perguruan Tinggi
Perbedaan dalam belajar politik diantaranya orang dewasa yang berpendidikan sekolah menengah dan yang berpendidikan tinggi, barangkali dapat diatributkan baik kepada perbedaan kelas yang terdapat diantara mereka yang mengikuti pendidikan tinggi maupun kepada pengalaman di pendidikan tinggi.
           

            Jaringan komunikasi dari organisasi menggabungkan sifat-sifat dari saluran komunikasi massa maupun komunikasi interpersonal. Dilihat dari teori komunikasi organisasi bahwa komunikasi itu sebuah tindakan untuk berbagi informasi, gagasan ataupun pendapat dari setiap partisipan komunikasi yang terlibat didalamnya guna mencapai kesamaan makna.Misalnya: Memorandum, Sidang , Konvensi, Buletin, Newslatter, Lokakarya dsb.



BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
     Tak diragukan lagi, media menempati peran yang sangat strategis dalam menyampaikan pesan-pesan politik terhadap khalayak. Melalui media para komunikator maupun aktivis politik mudah menghipnotis khalayak dengan citra yang ditampilkan setiap saat melalui media. Saluran komunikasi politik merupakan suatu sarana yang dapat memudahkan setiap individu maupun kelompok dalam melaksanakan dan menyampaikan pesan dan tujuan yang ingin dicapai.
     Di sini saluran komunikasi politik di bagi menjadi tiga bagian yang pertama adalah komunikasi massa. Yang kedua komunikasi interpersonal, dan yang ketiga komunikasi organisasi. Ketiga saluran di atas memiliki peran yang sangat besar dalam penyampaian komunikasi.Oleh karena itu, para komunikator berperan dalam dalam menyampaikan informasi dan pesan yang ingin disampaikan. Namun, hal ini kembali lagi kepada para penerima pesan atau khalayak apa yang dapat ia tangkap dan ambil dari penyampaian pesan tersebut.
     Dengan demikian tidak penting saluran apa yang digunakan oleh komunikator namun yang terpenting adalah tercapainya maksud yang sebenarnya dari penyampaian pesan tersebut.











DAFTAR PUSTAKA

Mulyana, Deddy Prof. DR. M.A. 2004. Komunikasi Populer, Bandung : Pustaka Bani Quraisy.
Nimmo,Dan. 1989. Komunikasi Politik (komunikator,pesan,dan media). Bandung : PT. Remaja RosdaKarya.
Nimmo,Dan. 1989. Komunikasi Politik (Khalayak dan Efek), Bandung : PT. Remaja Rosda Karya
M.Hikmat, Mahi, Drs. 2010. Komunikasi Politik Teori dan Praktek. Bandung : Remaja Rosdakarya Bandung.
Arifin, Anwar Prof Dr. 2003. Komunikasi Politik Paradigma, Teori Aplikasi Strategi dan Komunikasi Politik Indonesia. Jakarta : PT. Balai Pustaka.
Rosit. 2008. Varian Saluran Komunikasi Politik. http://rosit.wordpress.com/2008/12/30/varian-saluran-komunikasi-politik/. 12 April 2012.
Apriyanti, Devi. 2012. Saluran Komunikasi Politik. http://deviapriyanti158.blogspot.com/2012/03/07saluran-komunikasi-politik.html/.12 April 2012.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar