BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Jumlah anak jalanan saat ini semakin lama semakin
bertambah meningkat sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “ Respon Pemerintah terhadap anak jalanan” dan juga karena kehidupan
anak jalanan dijakarta khususnya sa’at ini kurang diperhatikan oleh pemerintah,
pemerintah tidak menyadari anak jalanan juga generasi penerus harapan bangsa
yang seharusnya mempunyai pendidikan selama 9 tahun. Sekarang ini bagaimana
enisiatif pemerintah untuk memelihara anak jalanan demi kesejahteraan hidupnya dan
demi kemajuan bangsa. Masalah anak jalanan ini sesungguhnya terbagi kepada dua
bagian karena anak jalanan itu
sebenarnya ada yang masih punya dukungan dari orang tua terus ada juga yang
memang kehidupan dari kecilnya sudah dilapangan ataupun pisah dari keluarga.
Anak
jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang
mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada
pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak. Di tengah
ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan
anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua
kategori anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke jalanan dan anak-anak
yang ada di jalanan. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori,
yaitu anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan.
Pengertian untuk kategori pertama
adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan yang masih
memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua kelompok anak jalanan dalam kategori
ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan
kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan
dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin. Kategori kedua
adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di
jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua
atau keluarganya. Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh
waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga
di jalanan.
Anak
jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik danphsykis) yang
menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan denganmelakukan
kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankanhidupnya yang
terkadang mendapat tekanan fisik atau mental darilingkunganya. Umumnya mereka
berasal dari keluarga yang ekonominya lemah.Anak jalanan tumbuh dan berkembang
dengan latar kehidupan jalanan dan akrabdengan kemiskinan, penganiayaan, dan
hilangnya kasih sayang, sehinggamemberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku
negatif. Kasus-kasus kekerasan (fisik, psykologis, maupun seksual) yang
dialami olehanak jalanan hingga terungkap ke publik hanyalah sebuah fenomena
gunung es´dari kasus-kasus kekerasan yang sebenarnya sering terjadi di dalam
kehidupananak-anak jalanan. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila
dikatakanbahwa anak jalanan senantiasa berada dalam situasi yang
mengancamperkembangan fisik, mental dan sosial bahkan nyawa mereka. Di dalam
situasikekerasan yang dihadapi secara terus-menerus dalam perjalanan hidupnya,
makapelajaran itulah yang melekat dalam diri anak jalanan dan membentuk
kepribadianmereka. Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan
menjadi salah satupelaku kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah
berperan sertamenjadikan anak-anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus
stigmatisasidi atas menjadi sangat penting. Sebenarnya anak-anak jalanan
hanyalah korbandari konflik keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan
ekonomipermerintah yang tidak becus mengurus rakyat. Untuk itu kampanye
perlindunganterhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus
setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar
menghentikan aksi-aksikekerasan terhadap anak jalanan
Keadaan
kota mengundang maraknya anak jalanan. Kota yang padat penduduknya dan banyak
keluarga bermasalah membuat anak yang kurang gizi, kurang perhatian, kurang
pendidikan, kurang kasih sayang dan kehangatan jiwa, serta kehilangan hak untuk
bermain, bergembira, bermasyarakat, dan hidup merdeka, atau bahkan
mengakibatkan anak-anak dianiaya batin, fisik, dan seksual oleh keluarga,
teman, orang lain lebih dewasa. Di antara anak-anak jalanan, sebagian ada yang
sering berpindah antar kota. Mereka tumbuh dan berkembang dengan latar
kehidupan jalanan dan akrab dengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya
kasih sayang, sehingga memberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku negatif.
Seorang
anak yang terhempas dari keluarganya, lantas menjadi anak jalanan disebabkan
oleh banyak hal. Penganiayaan kepada anak merupakan penyebab utama anak menjadi
anak jalanan. Penganiayaan itu meliputi mental dan fisik mereka. Lain daripada
itu, pada umumnya anak jalanan berasal dari keluarga yang pekerjaannya berat
dan ekonominya lemah.
Fenomena
sosial anak jalanan terutama terlihat nyata di kota-kota besar terutama setelah
dipicu krisis ekonomi di Indonesia sejak lima tahun terakhir. Departemen Sosial
tahun 1998 di 12 kota besar melaporkan bahwa jumlah anak jalanan sebanyak
39.861 orang dan sekitar 48% merupakan anak-anak yang baru turun ke jalan sejak
tahun 1998. Secara nasional diperkirakan terdapat sebanyak 60.000 sampai 75.000
anak jalanan. Depsos mencatat bahwa 60% anak jalanan telah putus sekolah (drop
out) dan 80% masih ada hubungan dengan keluarganya, serta sebanyak 18%
adalah anak jalanan perempuan yang beresiko tinggi terhadap kekerasan seksual,
perkosaan, kehamilan di luar nikah dan terinfeksi Penyakit Menular Seksual
(PMS) serta HIV/AIDS.
Umumnya
anak jalanan hampir tidak mempunyai akses terhadap pelayanan pendidikan,
kesehatan dan perlindungan. Keberadaan mereka cenderung ditolak oleh masyarakat
dan sering mengalami penggarukan (sweeping) oleh pemerintah kota
setempat.
B. Identifikasi
Masalah
Berdasarkan latar
belakang diatas, maka penulis mengidentifikasikan masalah tersebut, sebagai
berikut :
1. Apakah
yang sudah dilakukan pemerintah terhadap anak jalanan untuk kesejahteraannya?
2. Apakah
pemerintah menyadari bahwa anak jalanan juga generasi harapan bangsa?
3. Apakah
sudah ada yang dilakukan untuk anak jalanan agar tidak putus sekolah?
4. Apakah
anak jalanana tersebut mempunyai motivasi untuk bersekolah?
5. Berapa
persen peningkatan anak jalanan setiap tahunnya?
6. Mekanisme
seperti apa yang digunakan pemerintah untuk menanggulangi masalah ini?
C. Perumusan
Masalah
Dengan memperhatikan identifikasi masalah diatas,
maka dapat dirumuskan suatu masalah, sebagai berikut : MEKANISME SEPERTI APA
YANG DILAKUKAN PEMERINTAH TERHADAP ANAK
JALANAN YANG PUTUS SEKOLAH
D. Tujuan dan Kegunaan
Penelitian
Adapun
tujuan yang ingin dicapai serta kegunaan dari penulisan peroposal ini adalah
sebagai berikut :
1.
Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui apakah pemerintah pemerintah
ada keinginan untuk mengubah nasib
anak bangsa ini.
2.
Untuk mengetahui mekanisme seperti apa
yang sudah dilakukan pemerintah terhadap anak jalanan tersebut
Kegunaan penelitian ini adalah :
a. Bagi pemerintah
Hasil penelitian
sebagai bahan masukan bagi pemerintah yang diharapkan dapat digunakan untuk
pertimbangan dan membantu memecahkan serta mengantisipasi masalah bagi anak
jalanan
b. Bagi penulis.
Hasil penelitian
sangat bermanfaat bagi penulis dalam menambah wawasan keilmuan khususnya
dibidang membuat proposal dan menyelesaikan tugas metode penelitian sosial.
c. Bagi pihak lain.
Hasil penelitian
sebagai bahan informasi bagi teman-teman yang sedang mengadakan penelitian
dengan topik yang sejenis dan dapat mengetahui mekanisme seperti apa yang
dilakukan pemerintah terhadap anak jalanan.
E. Sistematika
Penulisan
Secara sistemik,
teknik penulisan dibagi dalam beberapa bab untuk mempermudah dan memperjelas
hal-hal yang akan menjadi permasalahan. Untuk itu penulis membagi skripsi ini
dalam 9 bab yang antara lain :
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB III : FOKUS PENELITIAN
BAB IV : PENGAMBILAN
SAMPLE
BAB V : VARIABEL
BAB VI : INSTRUMEN
BAB VII : PENGAMBILAN
DATA
BAB VIII : PENGOLAHAN
DATA
BAB IX :
KESIMPULAN
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
Anak Jalanan
Anak jalanan
atau sering disingkat anjal
adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki hubungan dengan keluarganya. Tapi hingga kini belum ada
pengertian anak jalanan yang dapat dijadikan acuan bagi semua pihak. Di tengah
ketiadaan pengertian untuk anak jalanan, dapat ditemui adanya pengelompokan
anak jalanan berdasar hubungan mereka dengan keluarga. Pada mulanya ada dua
kategori anak jalanan, yaitu anak-anak yang turun ke jalanan dan anak-anak
yang ada di jalanan. Namun pada perkembangannya ada penambahan kategori,
yaitu anak-anak dari keluarga yang ada di jalanan.
Pengertian untuk kategori pertama adalah anak-anak yang mempunyai kegiatan
ekonomi di jalanan yang masih memiliki hubungan dengan keluarga. Ada dua
kelompok anak jalanan dalam kategori ini, yaitu anak-anak yang tinggal bersama orangtuanya dan senantiasa pulang ke rumah setiap hari, dan anak-anak yang melakukan
kegiatan ekonomi dan tinggal di jalanan namun masih mempertahankan hubungan
dengan keluarga dengan cara pulang baik berkala ataupun dengan jadwal yang tidak rutin. Kategori kedua
adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh atau sebagian besar waktunya di
jalanan dan tidak memiliki hubungan atau ia memutuskan hubungan dengan orangtua
atau keluarganya. Kategori ketiga adalah anak-anak yang menghabiskan seluruh
waktunya di jalanan yang berasal dari keluarga yang hidup atau tinggalnya juga
di jalanan.
Anak
jalanan adalah seseorang yang masih belum dewasa (secara fisik danphsykis) yang
menghabiskan sebagian besar waktunya di jalanan denganmelakukan
kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan uang guna mempertahankanhidupnya yang
terkadang mendapat tekanan fisik atau mental darilingkunganya. Umumnya mereka berasal
dari keluarga yang ekonominya lemah.Anak jalanan tumbuh dan berkembang dengan
latar kehidupan jalanan dan akrabdengan kemiskinan, penganiayaan, dan hilangnya
kasih sayang, sehinggamemberatkan jiwa dan membuatnya berperilaku
negatif. Kasus-kasus kekerasan (fisik, psykologis, maupun seksual) yang
dialami olehanak jalanan hingga terungkap ke publik hanyalah sebuah fenomena
gunung es´dari kasus-kasus kekerasan yang sebenarnya sering terjadi di dalam
kehidupananak-anak jalanan. Oleh karena itu, tidaklah terlalu berlebihan bila
dikatakanbahwa anak jalanan senantiasa berada dalam situasi yang
mengancamperkembangan fisik, mental dan sosial bahkan nyawa mereka. Di dalam
situasikekerasan yang dihadapi secara terus-menerus dalam perjalanan hidupnya,
makapelajaran itulah yang melekat dalam diri anak jalanan dan membentuk
kepribadianmereka. Ketika mereka dewasa, besar kemungkinan mereka akan
menjadi salah satupelaku kekerasan. Tanpa adanya upaya apapun, maka kita telah
berperan sertamenjadikan anak-anak sebagai korban tak berkesudahan. Menghapus
stigmatisasidi atas menjadi sangat penting. Sebenarnya anak-anak jalanan
hanyalah korbandari konflik keluarga, komunitas jalanan, dan korban kebijakan
ekonomipermerintah yang tidak becus mengurus rakyat. Untuk itu kampanye
perlindunganterhadap anak jalanan perlu dilakukan secara terus menerus
setidaknya untuk mendorong pihak-pihak di luar anak jalanan agar
menghentikan aksi-aksikekerasan terhadap anak jalanan.
2. Pengertian Pemerintah
Pemerintah atau goverment secara etimologis berasal dari kata
yunani kubeernan atau nahkoda kapal,,,,,,artinya menatap kedepan,
nenentukan berbagai kebijakan yang diselenggaakan untuk mencapai tujuan
masyarakat negara, memperkirakan arah perkembangan masyarakat pada masa
yang akan datang,,, dan mempersiapkan langkah-langkah kebijakan untuk
menyongsong perkembanan masyarakat, serta mengelola dan mengarahkan masyarakat
ketujuan yang ditetapkan . sementara, yang dimaksud dengan pemerintahan adalah
menyangkut tugas dan kewenangan, sedangkan pemerintah adalah aparat.
BAB
III
FOKUS
PENELITIAN
1. Mendiskripsikan
mekanisme yang dilakukan pemerintah terhadap anak jalanan yang putus sekolah.
2. Mengetahuai
kebijakan pemerintah terhadap anak jalanan yang putus sekolah
3. Mengidentifikasikan
reaksi pemerintah terhadap anak jalanan yang putus sekolah.
4. Mendiskripsikan
keinginan anak jalanan untuk mendapatkan pendidikan.
5. Mengetahui
kegiatan anak jalanan untuk mendapat kesejahteraan mereka sendiri.
PERTANYAAN
INTI
1. Bagaimana
mekanisme yang dilakukan pemrintah terhadap anak jalanan yang putus sekolah?
2. Apakah
mekanisme yang dilakukan pemerintah tersebut sudah dilakukan sudah berjalan
dengan baik atau bahkan bertambah buruk?
3. Bagaimana
tanggapan anak jalanan terhadap mekanisme yang dilakukan pemerintah tersebut?
4. Kebijakan
seperti apa yang dilakukan pemerintah terhadap anak jalanan tersebut?
5. Apakah
kebijakan pemerintah tersebut sudah dikategorikan kebijakan yang baik atau
buruk?
6. Berapa
% anak jalanan benar-benar berniat menginginkan pendidikan yang layak?
7. Berapa
% anak jalanan yang sudah mendapatkan pendidikan?
8. Berapa
% anak jalanan yang belum mendapatkan pendidikan?
9. Berapa
% anak jalanan yang berhasil melanjutkan pendidikan?
10. Apakah
lebih banyak anak jalanan yang berkeluarga atau yang tidak punya keluarga?
11. Apakah
sering anak jalanan mengelurkan keluhannya kepada pemerintah?
BAB
IV
PENGAMBILAN
SAMPLE
Dengan
memperhatikan apa yang akan penulis teliti maka penulis menentukan pengambilan
samplenya dengan menggunakan sample non random yaitu dengan menggunakan convidense
(asidental) karena kami disini mengambil sample yang sedapatnya. Kami
disini meneliti tentang anak jalanan dan pemerintah yang menjadi fokus
penelitian kami maka kami disaat berjumpa dengan sample yang kami tuju kami tidak
merencanakan terlebih dahulu harus menemui orang yang dituju pada saat awal.
BAB
V
VARIABEL
Yang
menjadi variable penelitian kami adalah variabel Kualitatif, karena judul penelitian kami adalah Mekanisme
Pemerintah Terhadap Anak Jalanan Yang
Putus Sekolah, dan yang menjadi objek penelitian kami adalah ada 2
responden yaitu Pemerintah bagian Sosial
yang melakukan pengawasan dan yang kedua adalah anak jalanan dalam hal ini adalah yang menjadi responden ke dua
kami yang sebagai orang yang di awasi oleh pemerintah. Dan kami menggunakan variabel bebas.
BAB
VI
INSTRUMENT
Disini
penulis menggunakan isnstrumen wawancara karena mengingat banyak hasil yang
akan kami dapat dalam wawancara ini maka kami memutus kan menggunakan alat
pengumpulan data dengan menggunakan pedoman wawancara ( non tes ).
BAB
VII
PENGAMBILAN DATA KUALITATIF HASIL WAWANCARA
MEMBUAT
POLA UMUM
Wawancara jamiati dengan bitha (
sebagai anak jalanan) Pukul 09.45 pagi
Tanya : maaf de kakak boleh minta
waktunya bentar ngga de, kakak mau nanya nanya sama ade nich ?......
Jawab : oh boleh kak ( sambil dengan
wajah yangf kebingungan) emang ada apa ya kak?.....
Tanya : kita duduk dulu yuu de?...
Kalau
kakak boleh tau nama lengkap ade siapa de ?
Jawab :
bitha Amelia kak
Tanya : ade masih sekolah atau ngga de ?
Jawab : ( muka bitha berubah jadi sedih
) ngga kak ….
Tanya : umur nya ade berapa de?
Jawab : e..e…e.. 16 tahun kak ( sambil
menunduk )
Tanya : maaf nich de kalau kakak boleh
tau kenapa ngga sekolah de ?
Jawab : ( matanya merah ) karena orang
tua ku su.. su…sudah meninggal kak, trus emang aku juga harus member….i
kebutuhan kepada ade ade ku kak….ee (1) (2)
Tanya : kalau kakak boleh tau lg nich
ade nya ada berapa de ?...
Jawab : heemmm ada 3 kak.
Tanya : oh tiga de, dengan ade ngamen
dijalanan ini apa cukup untuk memenuhi kebutuhan ade dan ade adeknya ?...
Jawab : sebenarnya sii ngga kak
eee…ee..ee ( menggaruk garuk kepala )
tapi emang harus di cukupkan kak (nunduk) (3)
Tanya : sehari biasanya ade dapet berapa
de?
Jawab : (sedih ) dikit kak
Cuma
10.000 kak itupun kadang kak kadang banyak kadang sedikit kak (2)
Tanya : gitu de… menurut ade ni
pemerintah Indonesia sendiri memperhatikan anak jalanan ngga de ?
Jawab : ( mukanya semangat ) menurut aku
kak sama sekali ngga ada kak karena pemerintah sendiri ngga pernah membrikan
bantuan kepada kita yang ada di sini kak. (5) (6)
Tanya : tapi gini de bukannya disini ada
rumah singgah yang didirikan pemerintah de itu gimana de?
Jawab : ya emang ada kak… tapi (dia tidak mau menjawab ) eee… (7)
Tanya : ayoo lah de jawab aja maaf ni
kakak maksa hehehe?
Jawab : tapi kita ngga nyaman disana
kak… karena hehhe terlalu banyak orang nya kak.. (8)
Tanya : ohh gitu ya de .. sebenarnya ade
sendiri nich pingin ngga sekolah de ?....
Jawab : pingin si kak .. e..e..ee kadang
iri melihat anak anak yang lain sekolah kak yang se umuran kak.. orang yang
punya banyak uang kak. (7)
Tanya : ni de biasanya kalau ngga punya
uang hal pertama yang ade lakukan ngamen apa cari alternatif lain de ?
Jawab : ngamen aja kak kadang langsung
minta aja kak sama orang lain kak e…e…e kadang ada yang ngasih kak.. lumayan
hasilnya hehhehe (8)
Tanya : ade dan anak anak yang lain
pernah ngga mengeluh kepada pemerintah gitu de?
Jawab : ngga kak… e..e..e lagian males
kak hemmm lagian kalau di adukan juga ngga langsung mereka bisa bantu kak. (11)
Tanya : ohh ya wudah de trimakasih ya
de… ade udah mau kita Tanya ngga masalh kan de
Jawab : ya ngga apa kak .. aku juga
seneng kak…heheheheh ( tertawa bareng )..
Wawancara jamiati dengan Responden
anak jalanan ke-2 Pukul 10.13 pagi
Tanya : maaf de kakak boleh minta
waktunya bentar ngga de, kakak mau nanya nanya sama ade nich ?...... kakak ada
tugas untuk wawancara sama ade ?
Jawab : hemmmm boleh kak ( dia ling lung
)…
Tanya : kita duduk dulu yuu de?...
Kalau
kakak boleh tau nama lengkap ade siapa de ?
Jawab :
siti aminah kak hehe panggil aja siti kak.
Tanya : ade masih sekolah atau ngga de ?
Jawab : ahhhh ngga kak (1)
Tanya : umur nya ade berapa de?
Jawab : udah 18 tahun kak heheh e tua ya
kak… Kakak namanya siapa kak ?
Tanya : nama kakak jamiati de hehee…..
maaf nich de kalau kakak boleh tau kenapa ngga sekolah de ?
Jawab : malez kak…. Lebih seneng seperti
ini kak…hehemmm (1) (8)
Tanya : kalau kakak boleh tau ibu sama
bapak masih ada ngga de ?
Jawab : ada ka e..e..e tapi mereka ngga
pernah perhatian kak (1)
Tanya : emang orang tuanya kerja apa de?
Jawab : ngga tau lah kak sibuk mulu 2
duanya ya gitu lah kak ( liat sana sini ) (1)
Tanya : trus ngamen buat apaan de ?
Jawab : pingin seneng seneng aja kak
e…ee…ee
Tanya : menurut kamu ni de ada ngga
bantuan untuk anak jalanan dari pemerintah.
Jawab : bnatuanya ya begitu aja kak
….hahhaa pemerintah Indonesia berkata kata aja kak ngga pernah langsung
membrikan bantuan kak (4) (6)
Tanya : bagus de hehhe… uang hasil
ngamen kamu de buat siapa kana de udah
punya uang ?
Jawab : buat di kasih ke orang lain lg
kak emmmm hehe
Tanya : ka n pemerintah sudah membuat
rumah singga ya de buat anak jalanan ade pasti tau lah itu bukannnya udah bagus
ya de ?
Jawab : sebenarnya sii bagus kak Cuma
seharus kalau bisa lebih bagus lagi kak ( menggaruk kepala dan berkata : kayak
mensos aja aku hehehe) (4) (5)
Tanya : ohh gitu ya de .. sebenarnya ade
sendiri nich pingin ngga sekolah de ?....
Jawab : udah malez kak sekolah … hehehe
( berkata : kayak orang bener ) heheee
Tanya : ni de biasanya kalau ngga punya
uang hal pertama yang anak jalanan
lakukan ngamen apa cari alternatif lain de ?
Jawab : nyuri juga bisa kak kalau udah
mepet kak..
Tanya : ade dan anak anak yang lain
pernah ngga mengeluh kepada pemerintah gitu de?
Jawab : nggak kak ngapain ngeluh kak
mending mandiri aja kak….
Tanya : ohh ya wudah de trimakasih ya
de… ade udah mau kita Tanya ngga masalh kan de
Jawab : hehhe ohh ngga apa kak saya juga
seneng kak semoga pemerintah terketuk hatinya kak aminnnnnnn. (9)
Wawancara jamiati dengan angga Responden
anak jalanan ke -3 Pukul 12.45 siang
Tanya
: haloo maaf banget bg kita boleh
ngobrol ngga bg ?
Jawab : boleh ( melihat
kesana sini ) kenapa ?
Tanya : kalau kita
boleh tau ni nama lengkap nya siapa ?
Jawab : angga syahputra
. panggil aja angga kak
Tanya : ohh angga gini
ga kita ada tugas untuk mewawancarai anak jalannan nggga apa kan ga?\
Jawab : ya .. ya
bolehhhh hehhe eccc pake uang hehe
Tanya : ya tenang aja
masalah itu gampang hehe .
Masih sekolah atau tidak nii?
Jawab : gimana ya smp
doang sekolah .. eee
Tanya : emang kalau
kita boleh tau kenapa ngga sekolah ?
Jawab : ngga punya uang gimn mau sekolah eeeeeemm (
menunduk)
Tanya : umur nya berapa
angga ?
Jawab : 19 tahun hehe
Tanya : ohhh sama kita
angga .
Orang tua angga ada nggak ?
Jawab : ada Cuma emang
ngga ada uang kak heeemmmm
Tanya : kalau ngamen
sehari dapet berapa de ?
Jawab : ya…………. Hhh
Cuma berapa kak sedikit lah kak
Tanya : sekitar berapa de? Trus cukup ngga buat sehari ?
Tanya : sekitar berapa de? Trus cukup ngga buat sehari ?
Jawab : pass pasan lah kak ya kadang
10.000 kadang 5000 kak.. ohh Tanya : cukup ngga de engga cukup lahhh eeeee tapi
ntar buat makan aja … seadanya buat nasi aja. (2)
Tanya : berapa bersaudara angga … biar
kita ntar mampir sama keluarganya ?
Jawab : heksss ( angga batuk ) Cuma 2
sii tingga sama ibu aja trus ade satu..
Tanya : pemerintah ka nada yang sosial
tau kan angga tau ngga?
Jawab : ya tau lahhhhh gini gini tau
sambil ketawa ( hahahha)
Tanya : pemerintah itu ada yang membuat
rumah singga h kan kenapa ngga tinggal disana angga dari pada disini ?
Jawab : kalau disan a kita ngga bebas
ahhh malezzz juga .(6) (9)
Tanya : menurut kamu nii baek ngga kalau
pemerintah udah mau mendirikan rumah singgah?
Jawab : bagus bagus aja lahhhhhh … makan
juga ada. (5)
Tanya : kita permisi dulu ya angga lain
kali kita ketemu maaf ya udah ganggu
Jawab : santai aja hhheheh daddadaada
FOLA UMUM DARI HASIL WAWANCARA DENGAN
ANAK JALANAN
(1) (1)(1)
|
Ternyata orang tua dari responden
sudah meninggal dunia menyebabkan ketidak pedulian terhadap pendidikan
Ternyata siti aminah ini tidak ada
keinginan untuk mendapatkan pendidikan
Tidak ada perhatian orang tua menyeabkan
pendidikan tidak penting
|
(2) (2)
|
Hasil yang didapat dari ngamen
tersebut sama sekali tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup si pengamen.
|
(3) (3) (3)
|
Hasil yang didapat oleh pengamen
bervariasi kadang rendah kadang ada kadang tidak.
|
(4)
(4)
|
Anak jalanan menganggap tidak ada
kepedulian terhadap mereka dari pemerintah.
Pemerintah tidak pernah memberikan
bantuan kepada mereka.
|
(4) (5) (5)
|
Tapi secara tidak sadar bantuan
pemerintah itu ada tanpa banyak anak jalanan sadari akan hal itu.
|
(6) (6) (6)
|
Walaupun ada bantuan dari pemerintah
tetapi ternyata mereka tidak nyaman akan hal yang diberikan oleh pemerintah
tersebut.
|
(7)
|
Secara tidak langsung ternyata anak
jalanan itu ada kepedulian untuk bersekolah seperti teman-temannya yang lain.
|
(8)(8)
|
Ngamen menjadi kebiasaan bagi mereka
selain itu mereka juga bisa lebih terhibur dengan ngamen.
|
(9)(9)(9)
|
Anak jalanan punya keyakinan kalau
pemerintah itu tidaka bisa memberikan bantuan terhadap mereka.
|
Wawancara
rivai dengan responden 2 bapak bambang
Dengan bagian humas mensos
Tanya
: maaf pak kita ganggu waktunya pak boleh pak ?
Jawab
: ohhh boleh saya bapak bambang.
Tanya : kita ada tugas nii pak . kita
dari universitas muhammadiyah Jakarta pak kita ganggu waktu istirahat bapak.
Jawab : ya ngga apa apa eee kenapa ade
ade kesini?
Tanya : kita mau mau nanya aja pak
tentang anak anak jalanan pak?
Jawab : ohhh yayaya Tanya aja de
Tanya : kan sekarang ini di Jakarta
khususnya semakin lama anak jalannan semakin banyaak itu bagaimana menurut bapak?
Jawab : yaaahhh emang semakin banyak bahkan dari luar daerah juga banyak
yang dating kejakarta jadi anak jalannan provesinya banyak juga yang ngamen..
eeee (1)
Tanya : mekanisme seperti apa yang sudah
dilakukan pak suapaya anak jalanan ngga terlalu banyak pak ?
Jawab ; banyak ya de yang sudah
dilakukakan Cuma mereka sendiri yang ngga terlau peduli dengan kehidupan mereka
de. (3) (2)
Tanya : maksud bapak ngga terlalu peduli
pak kan mereka mempertahankan hidupnya pak ?
Jawab : yak kan kita liat lah de e..ee….e kita sudah
membuatkan rumah singgah dan ada lagi yang lain tapi mereka ngga mau menempati
rumah itu de tau lah anak jaman sekarang hehe rumah singga itu kita memberikan
pembinaan dan keterampilan kepada meereka. (4)
Tanya : menurut bapak mekanisme seperti
itu bisa membaik pak ?
Jawab : membaik lah de eeee karena dari
pembuatan rumah singgah tersebut mental
dan keterampilan mereka, aklak juga berhasil dimana sebelum mereka dilanjutkan
ke jenjang pendiidkan gitu de…(5)
Tanya : apa menurut bapak anak jalnaan
tersebut nyaman berada dalam rumah singgah tersebut pak ?
Jawab : kalau menurut kita sii berhasil
de karena kan disitu yang seperti katakana tadi de disitu kita bina
keterampilan mereka. Hasil survey juga lah de membuktikannnya (6)
Tanya : menurut bapak nii berapa % yang
baerhasil? Trus yang berhasil melanjutkan ke jenjang pendidikan berapa % pak ?
Jawab ;
hasil survey membuktikan itu sebanya 6,3 % anak jalanan itu bersekolah
de trus 4,6 tidak bersekolah de cumin kita akan terus berusaha merealisasikan
bagaimana mereka bisa bersekolah kembali seperti anak jalanan yang bersekolah
de.
Tanya : kalau menurut bapak anak jalanan
mengganggap mekanisme tersebut baek ngga pak ?
Jawab : kebijakan yang baek de karena
sudah banyak anak jalanan yang bersekolah mereka e…eee.. mereka sudah bisa
diperdaya kan dalam hal kemajuan Negara. (7)
Tanya : lebih banyak anak jalanan punya
keluarga atau tidak pak?
Jawab : namanya juga anak jalanan de
masih anak anak kebanyakan kalau punya pacar ya hehhehe tapi kalau keluarga
(minoritas de ) mayoritas belum berkeluarga de.
Tanya : anak jalanan sendiri sering ngga
pak mengeluarkan keluhan kepada bapak bapak yang ada disini gitu pak ?
Jawab ; e…e..e tidak de karena didikan yang mereka dapatkan
berhasil membimbing meaka ehhh mereka
seperti akhlak, mental, moral mereka, menjadi anak anak yang berpendidikan dan
dia itu berpikir panjang sehingga menjadikan mereka sebagai anak yang mandiri .
gitu itulah kebijakan yang berhasil merealisasikan anak jalanan sehingga mereka
menjadi anak yang terdidik dan tidak putus sekolah …. E..e…e meskipun 4,6 %
belum terealisasikan tapi 6,3 nya sudah terrealisasikkan artinya anak jalanan
sekarang ini mayoritas sudah berpendidikan disebut juga tidak putus sekolah.
(8)
Tanya ; pak trimaksih pak ya sudah
memberikan waktunya pak kita permisi pak
Jawab
; ya de di manfaat dengan baek de apa yang kalian dapat disini de.. oke hehe
POLA
UMUM WAWANCARA BERSAMA BAPAK BAMBANG MULYADI
(1)
|
Peningkatan jumlah anak jalanan saat
ini di Jakarta sangat banyak sekali hal yang sangat memusingkan
|
(2)
|
Sudah banyak cara yang dilakukan
pemerintah untuk mrngatasi hal masalah anak jalanan.
|
(3)
|
Tidak ada kepedulian anak jalanan
terhadap apa yang sudah diberikan oleh pemerintah
|
(4)
|
Rumah singgah yang sengaja diberikan
oleh pemerintah yang menyediakan berbagai pelajaran tapi tidak ada feed back
yang baik dari anak jalanan
|
(5)
|
Dalam rumah singgah yang dibuat oleh
pemerintah dapat membuat mereka mempunyai akhlak yang baik
|
(6)
|
Keberhasilan dari cara yang dilakukan
oleh pemerintah itu dapat dilihat dari hasil survey yang ada.. sekarang ini
|
(7)
|
Kebijakan yang baik yang diambil oleh
pemerintah dengan banyaknya anak yang sudah berpendidikan dari kalnagn anak
jalanan.
|
(8)
|
Dengan bimbingan yang diberikan anak
jalanan tidak mau mengeluarkan keluhannya mereka bahkan bisa hidup mandiri
|
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Setelah
kami melakukan wawancara ternyata mekanisme yang dilakukan pemerintah terhadap
anak jalanan yang putus sekolah itu sudah banyak yang pemerintah lakukan dari
mulai memberikan rumah belajar bagi mereka yang putus sekolah namun mereka
sendiri yang tidak mensyukuri dan sebagian mereka tidak mematuhi pertauran main
yang telah dibuat oleh pemerintah yang justru baik baut mereka.
2. Ternyata
dari banyaknya mekanisme yang dilakukan pemerintah tersebut sudah berjalan
dengan baik apabila ada respon yang baik dari anak jalanan sendiri. Dan
mekanisme dari anak jalanan juga ada yang baik ada yang negatif.
3. Banyak
mekanisme yang sudah dilakukan pemerintah untuk mengatasi anak jalanan supaya
tidak meningkat dengan hasil survey membuktikan bahwa anak jalanan yang sudah
berpendidikan sudah 6,3 % dan yang belum berhasl menyambung ke pendidikan
karena hal didikan yang mereka dapat yang kurang bagus itu sebesar 4,6 % dengan
hasil ini bisa dikatakan pemerintah berhasil mengubah anak jalanan menjadi anak
kebanggaan bangsa dan Negara.
4. Anak
jalanan itu tidak ada kepedulian terhadap pendidikan menurut hasil survey yang
kami lakukan dalam penenlitian ini. Dan bantuan yang pemerintah yang diberikan
mereka tidak mau menyadari akan itu rumah belajar yang pemerintah berikan
mereka merasa tidak nyaman berada disana.
Saran
kita
tidak boleh menyatakan kalau pemerintah itu tidak ada kepedulian terhadap anak jalanan
ternyata setelah kami melakukan penelitian ini kami menyadari bahwa banyak
mekanisme yang dilakukan pemerintah untuk membantu anak jalanan.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarjdo
Mariam, 2008, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT
Geramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Arikunto
Suharsimi, 2002, Prosedur Penelitian,
Rineka Cipta, Jakarta.
Maryati
Kun, 2001, Sosiologi Jilid 2,
Jakarta, Esis
http: //thinkquantum.wordpress.com/2009/11/02/keterbukaan-dan-keadilan-dalam-..................pemerintahan/